Ciri Perilaku Berbohong Mitomania, Kebohongan yang Fasih dan Terus-menerus

Perilaku berbohong agaknya pernah dilakukan semua orang, karena suatu alasan.

Mengutip publikasi Bias Konfirmasi terhadap Perilaku Berbohong, kebohongan bentuk manipulasi informasi, perilaku, dan gambaran diri yang sengaja dilakukan untuk mengarahkan orang lain terhadap kesimpulan tertentu.

Namun, ada kondisi ketika seseorang terbiasa berbohong tanpa tujuan secara terus-menerus atau mitomania, dikutip dari artikel Mythomania, Bukan Bohong Biasa dalam laman Psikologi Universitas Negeri Semarang.

Mitomania juga disebut pseudologia fantastica.

Mitomania gejala kebohongan dari gangguan kepribadian antisosial.

Mitomania seseorang yang berbohong secara kompulsif.

Meskipun ada banyak kemungkinan penyebab kebohongan, belum sepenuhnya dipahami mengapa seseorang berbohong secara mitomania.

Beberapa kebohongan diceritakan untuk membuat pembohong mendapat penerimaan atau simpati.

Mengutip publikasi Localisation of Increased Prefrontal White Matter in Pathological Liars, masalah yang mempengaruhi sistem saraf pusat mempengaruhi seseorang untuk berbohong.

Kebohongan kompulsif juga ciri yang diketahui dari beberapa gangguan kepribadian.

Merujuk Healthline, beberapa ciri dan karakteristik mitomania antara lain: 1.

Tak ada manfaat Seseorang mungkin berbohong untuk menghindari situasi yang tidak nyaman, seperti rasa malu atau mendapat masalah.

Tapi, mitomania berucap kebohongan atau cerita yang tidak memiliki manfaat objektif.

2.

Dramatis, rumit, dan detail Kebohongan mitomania cenderung sangat detail dan beragam.

Meskipun jelas berlebihan, ucapan seorang yang mitomania mungkin sangat meyakinkan.

3.

Pahlawan atau korban Mitomania berucap kebohongan untuk memosisikan diri sebagai pahlawan atau korban dalam ceritanya.

Tujuannya untuk mendapat kekaguman, simpati, atau penerimaan orang lain.

4.

Mempercayai kebohongan yang diceritakan Mitomania bercerita kebohongan di antara sadar dan delusi.

Terkadang, seorang yang mitomania itu memercayai kebohongannya sendiri.

Ahli psikologi menganggap dalam kondisi itu seorang mitomania berkemungkinan tidak mengetahui perbedaan antara fakta dan fiktif setelah beberapa waktu.

Biasanya seorang mitomania fasih saat berbicara kebohongan.

Ada kecenderungan tidak menunjukkan tanda kebohongan yang umum, seperti jeda yang lama atau menghindari kontak mata.

Ketika ditanya pertanyaan, mungkin berbicara banyak tanpa pernah spesifik atau menjawab pertanyaan.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *