Pelanggan Makin Hemat, Pedagang Warteg Perkecil Dagangan hingga Hapus Menu Daging

Pengusaha warung Tegal (warteg) mengeluhkan kenaikan harga BBM atau bahan bakar minyak yang mengerek harga sejumlah kebutuhan pokok.

Ketua Koordinator Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan warteg mulai menaikkan harga sejumlah menu.

Misalnya telur dadar yang dulu dijual Rp 5.000 kini menjadi Rp 6.000.

Namun, kenaikan menu tidak dilakukan seragam.

Adanya yang harganya tetap, tetapi ukurannya diperkecil, yaitu tempe.

“Tempe tetap Rp 1.000.

Tapi dulu setipis buku tulis, sekarang bisa setipis kartu ATM,” ujar Mukroni kepada Tempo, Rabu, 14 September 2022.

Selain tempe, harga gorengan tahu dan bakwan juga sempat dipertahankan Rp 1.000.

Namun, pada akhirnya dinaikkan menjadi Rp 2.000.

“Bakwan dan Tahu kelihatannya ukurannya tidak bisa dikecilin kayak tempe,” kata Mukroni.

Kondisi ini, lanjut Mukroni, pun berdampak pada omzet warteg.

Dia mengklaim saat ini pendapatan warteg mengecil lantaran uang yang dibelanjakan pembeli juga sedikit.

Menurut Mukroni, pelanggan kini memilih untuk berhemat.

“Yang tadinya makan ayam sekitar Rp 15.000 sama nasi sayur, sekarang ganti nasi, telur, dan sayur yang Rp 10.000,” ujar Mukroni.

“Bahkan ada pelanggan yang bilang, saya punya uang Rp 10.000 yang penting bisa makan di warteg.” Merespons belanja pembeli yang kini lebih ditujukan untuk menu-menu yang lebih murah, pengusaha warteg memperbanyak menu tahu, telur, tempe, serta sedikit daging ayam dan ikan.

“Dulu ada daging sapi, tapi sekarang dihapus dari menu.

Enggak terjangkau di warteg-warteg skala kecil,” ucapnya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *